Selasa, 23 Juni 2009

Ibu.....


Terbayang satu wajah, penuh cinta, penuh kasih... Terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan, kau ibu..... Sosok seorang Ibu yang selalu aku kenang dimanapun aku menginjakkan kaki ini. Restu ibu yang selalu kuharapkan setiap ku langkahkan kakiku.. Ibuku, seorang yang menjadi sumber inspirasiku. Perjuangan dan ketulusan kasih sayangnya mengalir dalam darahku. Membimbingku dengan penuh kasih sayang. Saat aku terpuruk dalam suatu masalah, ibulah orang pertama yang membangkitkan semangatku. Senyum ibuku menjadi motivator terbesar dalam hidup aku. Jiwa dan raga telah dikorbankan untuk anak-anaknya, tentunya aku dan adikku.... Sesosok yang membuat aku bangga menjadi anaknya, lahir dari rahimnya. Semangat ibuku dalam mengasuh dan menanamkan iman dihati kami sungguh membuat kami kagum pada beliau. Selalu mengarahkan kami ke jalan yang benar, walau kadang kami membalasnya dengan muka yang tidak bersahabat, tapi beliau tetap sabar. Ketika ku teringat akan dosa yang pernah aku lakukan ke ibu, dada ini sesak, ingin menangis,... Kami hanya ingin membahagiakan ibu, perhatian dan ketulusan kasih sayang ibu yang tiada tara, yang tidak mengharapkan balas... Harapan ibu yang juga menginginkan anaknya bahagia. " Hanya memberi tak harap kembali" itulah pemberian dari seorang ibu. Tadi dikampus, mata kuliah menyimak, dosenku membacakan deskripsi tentang Ibu, setelah selesai membaca, mahasiswa disuruh maju satu-satu untuk mendeskripsikan tentang sosok seorang ibu. Dengan penuh perhatian dan konsentrasi ku pahami kalimat demi kalimat yang dibacakan oleh dosenku, seketika muncul bayangan wajah ibu dalam pikiranku. Terbayang wajah yang penuh kasih sayang dan ketulusan. Kata-kata itu tidak hanya teringat dalam memori namun juga tersimpan didalam hati. Kekuatan dan motivator dari ibulah yang membuat aku bisa berdiri didepan kelas untuk mengungkapakan deskripsi sosok seorang ibu. Dengan penuh ketenangan dan konsentrasi aku ungkapkan kata demi kata penuh makna. Entah kenapa begitu mudah aku ungkapkan kata-kata itu. Hati ini luluh teringat akan ketulusan ibu. Aku hanya berharap Allah selalu memberikan yang terbaik untuk keluarga aku, terutama untuk Ibu. Allohummaghfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo.... Ya Allah ampunilah dosa kedua orang tuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi aku diwaktu kecil... Amin....

Kamis, 18 Juni 2009

Syukurku padaMu Ya Rabb....

Dikala aku sedang tertekan dan didalam kesempitan yang teramat dalam. Membuat diriku tak punya semangat dan hampa hidup ini. Tapi, setelah aku mengingatNya... Luluh hati ini, semangat baru muncul ketika aku dihadapkan pada sebuah pilihan dan menatap masa depan penuh dengan impian. Betapa bodoh diri ini, nikmat Allah begitu banyak telah diberikan untukku, jika menghitung akupun tak mampu. Andai Allah murka padaku, apa yang terjadi?aku tak tahu. Seperti kejadian sore ini, ketika aku mencoba sebuah lampu, seketika aku kaget dengan kejutan listrik ke aliran tubuhku, seketika aku lemparkan lampu dan fittingnya.... Luar biasa rasanya ketika aku terkena aliran listrik. Jantungku berdegup kencang, terkejut sekali dengan apa yang baru saja menimpa diriku. Seketika ku ucap instighfar waktu itu, setelah agak reda dalam hatiku kuucap tahmid berkali-kali, sebagai rasa syukurku untuk Allah yang telah memberikan aku nikmat selamat dari bencana itu. Andai satu detik saja aku belum bisa melepas itu fitting, aku gak tahu apa yang akan terjadi. Alhamdulillah tanganku hanya melepuh sedikit sekali, setelah aku lihat ternyata di fittingnya ada yang meleleh pengamannya. Ku ucapkan syukur yang tiada terkira atas karunia yang telah diberikanNya untukku.... Alhamdulillahirobbil'alamin.... Dilain sisi, aku yang sering mengadu akan keinginanku yang belum juga segera terpenuhi, aku pun sesaat terdiam, merasakan kegalauan hati. Aku memang egois, bukankah Allah lebih tahu dengan apa yang aku butuhkan..... Berkali ku ucap istighfar untuk memohon ampun padaNya... Kenikmatan yang luar biasa yang tiada bandingannya adalah nikmat iman dan islam... Beruntung sekali sejak kecil aku lahir didalam lingkungan keluarga yang beragama islam... nikmat yang luar biasa yang tidak semua orang punya... Terimasih Ya Allah sampai saat ini Engkau masih mengkaruniakan kepadaku nikmat iman dan islam...

Selasa, 16 Juni 2009

Muslim Sejati

"Alangkah indah wajah-wajah para muslimin, Penuh cinta kasih di hidupnya, Menjaga diri dari segala dosa, Berkasih sayang pada sesamanya"

Nasyid yang dilantunkan oleh Opick dengan judul Alangkah Indah, beberapa hari ini telah mengantarkan aku ke dunia mimpi bersama-sama dengan judul nasyid yang lain. Juga disetiap sarapan pagi lagu ini aku putar dari HP-q. Sungguh mengena dihatiku, Ya Rabb apa aku telah menjadi muslimin yang seperti itu. Bisa berkasih sayang kepada muslim yang lain. Menjaga diri dari segala dosa, Seketika ku ingat akan semua kesalahan-kesalahanku.... Ku ucapkan istighfar untuk memohon ampunanNya...
Ketika sampai pada lirik "Alangkah indah wajah-wajah para muslimin, Menjaga mata mulut dan hatinya" seketika dada ini sesak. Pertanyaan muncul dalam pikiranku yang aku tujukan untuk mataku, apa sudah aku jaga mataku dari melihat sesuatu yang dilarang?sudahkah mulutku terjaga dari perkataan-perkataan dusta?apakah hatiku terjaga dari segala penyakit dengki? Sungguh tak sanggup aku membayangkan, setinggi apa dosaku dari kesalahan yang telah dilakukan oleh mata, mulut, dan hatiku. Indahkah wajahku sebagai seorang muslim?wajah yang penuh kasih sayang pada sesama. Ya Allah, aku malu kepadaMu..... Engkau tahu apa yang aku lakukan setiap detik dibumiMu, tapi aku sering melakukan kesalahan, melakukan dosa. Rasa syukurku akan nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku tak sanggup aku menghitungnya, namun kadang aku melalaikan FirmanMu. Ya Rabb, ampuni aku, ampuni segala dosa dan kemaksiatan yang telah aku lakukan.
Lirik berlanjut pada"Dalam susah hidup alangkah tabah kawan, Tiada takut isi dalam dada, Ringan tangan pandangan slalu terjaga, Setiap kata adalah mutiara" Hati ini semakin sesak, menyadari semua yang telah terjadi. Ketabahanku dalam menghadapi masalah dan ujian belum bisa setabah Nabi Ayub AS. Pandanganku pun sering tak terjaga. Tunjukkan kepadaku jalanMu Ya Rabb....

"Mereka yang tak dilalaikan oleh dunia, Hanya Allah satu tujuannya, Diamnya zikir penuh dengan doa-doa, Setiap langkah adalah ibadahnya"

Ya Rabb, hanya kepada Engkau aku memohon, hanya kepada Engkau pula tujuan hidupku. Rindu berjumpa denganMu kelak Ya Rabb..... Beri petunjuk kepadaku agar dapat menggapai cintaMu, mencintai apa-apa hanya karenaMu.... Ku ingin berserah diri kepadaMu disetiap langkah-langkahku.... Dosaku telah menggunung tinggi, ku mohon ampunan dariMu Ya Rabb.... Aku ingin menjadi seorang muslim sejati... Muslim yang senantiasa bisa tetap istiqamah dijalanMu, jalan yang telah dicontohkan oleh kekasihMu Rosullullah Muhammad SAW. Rindu berjumpa pada Engkau dan RasulMu.... Amin...

Senin, 15 Juni 2009

Ketulusanku menyayangi dirinya....

Badannya lemah, dia tertidur bersama seorang temannya cowok. Dia mulai sakit sejak 4 hari yang lalu, waktu itu yang kebetulan aku mampir, ketika dari tempatnya, diperjalanan pulang, tiba-tiba airmata ini menetes. Entah airmata karena apa aku kurang tahu. Seharian aku kepikiran dia. Kini dia dihadapanku, Kupandang wajahnya yang pucat. Teringat sms dia kemarin malam minggu, dimalam hari dia tiba-tiba sms minta do'a agar esok bisa tersenyum lagi. Seketika aku lemas, apa yang terjadi?aku panik, kubalas smsnya, lama gak dibalas. Aku coba sms temannya, juga gak dibalas. Kutelp gak diangkat. Ya Allah, apa yang terjadinya dengannya?ku telp temannya, alhamdulillah dia gak papa. Dia juga membalas kalau tidak apa-apa, dan minta didoakan agar cepat sembuh. Keesokannya dia dah enak, lega juga hati ini. Tiba-tiba hari ini juga dapat sms dari seseorang tanya tentang keadaannya, karena itulah aku nekat untuk menemuinya. Langsung kuhampiri dia yang lagi sama temennya, mereka terbangun... Sempat kaget ketika aku masuk, apa yang dia ucapkan, dia tanya siapa aku? pikiranku kacau, ada apa dengan dia, sampai seperti ini. Setelah aku mendekat barulah dia sadar bahwa yang datang adalah aku. Kududuk didekatnya, aku tanya apa yang dia rasakan, katanya pusing. Dia memejamkan matanya, sesekali membuka matanya dan memandangku sambil tersenyum dan mengeluarkan beberapa kata. Temannya pamitan, tinggal aku bersamanya. Dengan penuh kasih ku menungguinya, memandangnya sambil berharap dan berdoa agar dia segera bisa sehat kembali. Seseorang yang telah mengganggu pikiranku sejak 7 bulan silam, yang waktu itu pertama kali ketemu saat OSPEK. Aku juga bingung dengan perasaan ini, yang kadang-kadang tiba dengan dasyatnya. Seperti gelombang tsunami, yang tiba-tiba membuat hatiku terpaku kepadanya. Ya Rabb, perasaan apa ini?mungkinkah aku telah jatuh cinta kepadanya?cinta yang datang belum saatnya. Pribadi yang sederhana dan apa adanya, membuat hati ini merasa iri dengan wanita yang nantinya telah digariskan berjodoh dengannya. Entah siapa gadis itu. Dia tidur didekatku, kupandangi wajahnya, ku usap keringatnya yang keluar dari wajah dia yang bersih dan bersinar penuh kasih sayang kepada sesamanya. Kutak tega sebenarnya meninggalkannya sendirian. Sempat terlintas dipikiran ini, andai dia halal bagiku alangkah bahagianya, bisa menjaganya, menunggu, dan merawatnya disaat seperti ini. Ya Rabb, aku mulai berandai-andai lagi. Bukankah telah Engkau persiapkan untukku jodoh yang terbaik. Ku tersadar dari berandai-andai, bukankah aku telah mempunyai banyak mimpi yang butuh keseriusan untuk mewujudkan. Aku baru semester 2 duduk dibangku perguruan tinggi. Kenapa harus cemas, bukankah rasa cinta ini hanya perasaan yang kadang pergi dengan sendirinya kadang pula datang begitu cepatnya. Bukankah juga Allah telah menentukan jodohku. Tapi hati ini tak bisa berbohong, dia telah terpatri dihati. Aku tulus menyayanginya. Meskipun dia gak jadi milikku untuk selamanya. Dia terlalu baik buat aku. Bagaimana mungkin aku menjadi menantu seorang Ketua Kelompok suatu pengajian. Sedangkan diriku sekarang masih dalam tahap berbenah diri. Ya Rabb..bantu hamba, tunjukkan jalan terbaik hamba.... Sebentar lagi Bapaknya mau datang untuk menjemputnya dibawa pulang. Semoga dengan keberadaan dia ditengah-tengah keluarga bisa menjadi support baginya untuk cepat sembuh dan bisa tersenyum kembali. Meski aku harus menahan rindu untuknya, karena jarak rumah dia lumayan jauh dari sini, kira-kira 1,5 jam kalau naik motor. Aku hanya ingin dia bisa bahagia, andai bisa rasa sakit itu dibagi, aku pun siap dan rela untuk diajak berbagi rasa sakit yang ada padanya. Untuk dirimu disana yang sedang sakit, semoga engkau diberi kesabaran dalam menghadapi ini semua, cepet sembuh ya...aku ingin kamu bisa tersenyum lagi. Sepahit apapun peristiwa yang kita alami, semuanya adalah keindahan yang Allah berikan kepada kita agar senantiasa bertakwa kepadaNya. Aku memohon pada Allah yang Maha Agung, Tuhan Pencipta singgasana yang agung agar berkenan menyembuhkanmu....

Minggu, 14 Juni 2009

Sebuah pemikiran...

Terkadang aku bingung, apa sebenarnya yang ada di benakku untuk sebuah masa depan, ingin jadi orang sukses pasti. Tapi untuk menggapai itu semua butuh perjalanan yang panjang, sulit juga tentunya. Cobaan dan halangan pasti datang silih berganti. Kadang aku berpikir, andai saja aku jadi orang kaya, bisa terpenuhi apa yang aku mau. Uh aku tersadar it semua hanya bisikan setan yang gak boleh aku ikuti...mengandai-andai itu boleh, tapi untuk apa kalau tidak ada usaha. Setiap usaha ada resiko mestinya, tapi seseorang yang berani mengambil segala macam resiko, dia akan terlatih menjadi orang yang sabar dan kuat. Cita-cita menjadi seorang guru, bukankah itu sebuah cita-cita yang mulia?tapi, terkadang aku berpikir, lalu mau dibawa kemana ketrampilan dan keahlianku di komputer dan jaringan. 2 tahun aku bergabung menggeluti dunia itu, meski harus kerja keras demi sebuah harapanku untuk menggapai sebuah gelar Sarjana, ya sarjana pendidikan. Menjadi pendidik tentunya untuk masa depan bangsa dan negara. Tapi semua itu butuh suatu proses. Untuk belajar aja malas, uh mahasiswa macam apa aku ini?aku menyadari belajar itu wajib. Baru setengah jam baca-baca bahan kuliah, uh ngantuk langsung datang. Tapi, berjam-jam didepan komputer, ni mata masih aja bisa melek... Aneh memang... Bagaimanapun aku aku ingin membahagiakan kedua orang tua aku, yang aku merasa selama ini hanya bisa merepotkan beliau. Aku kasihan pada mereka, berkorban untuk aku, anaknya.... apapun yang aku minta mereka berusaha untuk menuruti. Sampai mengambil langkah untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggipun aku pertimbangkan baik-baik dengan kondisi orang tua aku. Alhamdulillah dengan tekad dan niat yang sungguh-sungguh aku melanjutkan ke perguruan tinggi. Aku bermimpi aku ingin menjadi guru yang mendidik anak bangsa dan menjadi pengusaha yang bisa membantu sesama. Tuhan, tunjukkan jalan itu, jalan kemudahan untuk mewujudkan mimpi-mimpiku dengan ridhoMu....